Kita di padang mahsyar

Saat ini, tidak sedikit manusia di tengah kesibukannya dalam urusan dunia, mereka melalaikan perkara akhirat. Mereka seolah lupa bahwa mereka bergerak pada satu titik yang sama, yaitu kematian. Mereka seolah lupa jika nanti akan tiba masanya Rabb pemilik langit akan menghancur luluhkan semua yang ada di semesta ini. Apabila hari itu tiba, maka habislah masa untuk mencari bekal bagi manusia dan berganti masa penghisapan menanti untuk mereka.  

Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup. dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat (al-haaqqah, 13-15)  

(yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran – lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya. (al-anbiya’, 104)

Bisakah kita membayangkan gunung tertinggi yang ada di dunia saat ini.. Kalau sudah, segera bayangkan gunung tersebut hancur sehancur-hancurnya, menjadi debu yang berterbangan. Itu gambaran kejadian bagaimana Allah menghancurkan gunung di hari kiamat.  

dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, Maka Katakanlah: “Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya (thahaa, 105)

Kebangkitan Manusia

Itulah hari saat keraguan manusia akan hari berbangkit disingkap. Mereka yang dahulu di dunia tidak percaya akan hari kebangkitan, tidak percaya adanya hari pembalasan. Mereka dahulu yang ragu, apakah setelah mereka menjadi tulang belulang akan dihidupkan lagi. Mereka akan terkejut tepat setelah mereka dibangkitkan dari kubur. Itu adalah permulaan dari saat yang berat bagi orang yang kafir. 

dan ia membuat perumpamaan bagi kami; dan Dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk (Yaasiin, 78-79)  

mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! siapakah yang membangkitkan Kami dari tempat-tidur Kami (kubur)?”. Inilah yang dijanjikan (tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya). (Yaasiin,52)

Padang Mahsyar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864)

Mereka pun mulai bertanya kepada yang lain tentang berapa lama mereka tinggal di dunia.Ÿ  

Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”. mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, Maka Tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.”. Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu Sesungguhnya mengetahui” (al-mu’minuun,112-114)

Di ayat yang lain Allah menyebutkan kadar 1 hari,  

malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. (al-ma’aarij, 4)

mari kita melakukan hitungan sederhana, mengambil patokan ayat tersebut dimana 1 hari = 50000 tahun.

Kita samakan usia hidup manusia di bumi adalah 63 tahun (sama dengan usia hidup rasulullah).

1 Hari di akhirat sama dengan 50000 tahun di dunia (Qs al-ma’ariij, 4), hal ini berarti 24 jam di akhirat  = 50000 tahun di dunia. Maka,

1 jam akhirat= 2083.33 tahun, berarti untuk usia 63 tahun akan sama dengan

63 tahun/2083.33 tahun = 0.03 jam atau 1.8 menit. Ya, dengan mengambil patokan ayat diatas, masa hidup manusia ternyata hanya 1.8 menit saja. Bisa dibayangkan betapa pendeknya masa tersebut. Maka pantaslah apabila Allah mengumpakan kehidupan di dunia itu seperti hanya di waktu sore atau pagi hari, sangat sebentar sekali. 

pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari (an-naazi’at, 46)

Ada yang lebih mencengangkan lagi, jika kita membandingkan dengan hitungan para pakar fisika dan astronomi NASA. Berdasarkan pendekatan kosmik, yaitu setelah dimulainya ledakan big bang yang menyebabkan terbentuknya tata surya, mereka menghitung 1 detik = 438 tahun kosmik. Jadi seandainya umur manusia adalah 63 tahun, maka sesungguhnya mereka hanya 0.143 detik kosmik. Masyaallah!

Maka pantaskah pada kehidupan yang sebentar ini kita disibukkan dengan dunia dan melalaikan akhirat? Setelah tahu sedikit waktu yang diberikan kepada kita, akankah kita menggunakan waktu yang singkat ini untuk mendapatkan kenikmatan dunia yang hanya sesaat? Atau menggunakan waktu yang singkat tersebut untuk mendapatkan kebahagian kampong akhirat yang hakiki?

 

Kyoto, 11 Juli 2014

Hidayat Panuntun