abu dahdah sang pembeli pohon kurma di surga

pohon kurma abu dahdahBagaimana menurut kalian, apabila ada yang mau melakukan pertukaran barang, 1 pohon pisang dengan 1 kebun penuh yang berisi pohon pisang, adilkah pertukaran itu??

Logika manusia pasti akan mengatakan, tidak ada yang mau melakukan pertukaran seperti itu.

Tapi tunggu dulu, manusia generasi terbaik umat ini pernah ada yang melakukan pertukaran itu. 1 pohon ditukar dengan berhektar-hektar kebun. Mari kita simak kisahnya.

Dikisahkan ada anak yatim, yang dihalaman rumahnya terdapat 1 pohon kurma milik tetangga. Karena ada suatu keperluan, maka si anak yatim meminta keikhlasan si pemilik pohon kurma untuk memberikan 1 pohon tersebut kepadanya.

Anak yatim itu berkata, “kau punya banyak pohon kurma, kehilangan 1 pohon tidak akan merugikanmu sama sekali. Jadi saya mohon keikhlasannya”. Tapi si tetangga menolak.

Anak ini mengadu kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam mengenai permasalahannya tersebut. Kemudian rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam berkata kepada tetangga anak tersebut, “berikan kepadanya, engkau akan mendapatkan 1 pohon kurma di surga”. Sayangnya, tetangga anak yatim tersebut tetap tidak mau memberikannya.

Dengan cepat kemudian Abu dahdah radhiallahu ‘anhu berkata kepada tetangga si anak yatim, “Engkau tahu kebun kurma milikku?”

“Apakah ada seseorang di Madinah yang tidak mengetahui kebun tersebut?”,jawab si tetangga anak yatim (hal ini menunjukkan bahwa kebun milik abu dahdah populer di kalangan warga Madinah).

“Aku beli 1 pohon kurmamu dengan kebunku tersebut”, kata abu dahdah dengan mantap.

Satu-satunya harta milik abu dahdah ketika itu, kebun kurma yang berisi 500-600 pohon, akhirnya dijual dengan 1 pohon kurma milik tetangga anak yatim tersebut.

Kemudian abu dahdah pun pergi menemui rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam dan berkata, “Wahai rasulullah, aku telah membeli pohon kurma tersebut, aku bayar dengan kebunku. Sekarang aku berikan pohon kurma itu kepadamu”.

“Alangkah banyaknya tandan kurma yang harum baunya milik abu dahdah di syurga kelak”, Jawab rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam kepada abu dahdah.

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam mengucapkan kalimat tersebut tidak hanya 1 atau 2 kali. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam mengucapkan kalimat tersebut berulang-ulang hingga abu dahdah pun pergi untuk menemui keluarganya.

“wahai ummu dahdah, keluarlah engkau dari situ, aku telah menjualnya dengan 1 pohon di syurga”, kata abu dahdah kepada istrinya.

Ummu dahdah (istri abu dahdah) pun menjawab, “Alangkah beruntungnya jual beli (perniagaan) yang telah kau lakukan itu”.

“Betapa banyak pohon kurma yang merunduk karena lebat buahnya, akar-akarnya dari mutiara dan Yaqut, bagi Abu Dahdah di surga.”(Tafsir Ibnu Abi Hatim, 12/286 dan Tafsir Ibnu Katsir, 8/14)

Tidak sedikit dari kita yang masih berpikir, harta yang kita sedekahkan/infakkan di jalan Allah, itu akan mengurangi harta yang kita miliki. Hitungan sederhananya, apabila seseorang mempunyai uang 100ribu, dia infakkan 50ribu maka uang yang dia miliki tinggal 50ribu.

Padahal tidak! Justru uang yang tersisa didompet itulah yang akan habis (Makan bakso, beli susu, beli bensin^_^), dan uang yang dia infak itulah yang akan dilipatgandakan hingga 700x lipat oleh allah.

مَّثَلُ ٱلَّذِينَ يُنفِقُونَ أَمۡوَٰلَهُمۡ فِي سَبِيلِ ٱللَّهِ كَمَثَلِ حَبَّةٍ أَنۢبَتَتۡ سَبۡعَ سَنَابِلَ فِي كُلِّ سُنۢبُلَةٖ مِّاْئَةُ حَبَّةٖۗ وَٱللَّهُ يُضَٰعِفُ لِمَن يَشَآءُۚ وَٱللَّهُ وَٰسِعٌ عَلِيمٌ ٢٦١

Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-tiap bulir seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki. Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui (al-baqarah, 261)

Menunggu kaya?

Sebagian orang akan mengatakan, “ya, nantilah kalau kita sudah punya uang yang cukup, kita akan bersedekah insyaallah”.

Berhati-hatilah, karena syaitan itu sangat lembut dalam menggoda manusia. Bapak kita, Nabi Adam, yang Allah menciptakan langsung dengan tanganNYA, meniupkan ruh dan mengajarkan ilmu yang tidak diajarkan kepada malaikat saja masih bisa digoda oleh iblis sehingga diturunkan ke bumi, lalu bagaimana dengan kita? Adakah yang bisa menjamin dirinya tidak akan terjerumus godaan syaitan??

Maka tanyakanlah kepada diri masing-masing, apabila didalam dompet HANYA ADA UANG 1000 rupiah, beratkah dia untuk menginfakkan 500 dari uang 1000 tersebut? Tentu saja tidak berat, meskipun itu artinya 50% dari hartanya telah berkurang.

Lalu bagaimana jika didompet ada uang 100 juta, masihkah dia mau berinfak 50% dari hartanya?? Atau dia hanya mau tetap berinfak 500 saja?

Masyaallah, Ayo jangan ditunda-tunda.

Mari kita sama-sama menjemput syurga Allah seluas langit dan bumi.

 

Kyoto, 8 Oktober 2015

Hidayat Panuntun