Tulisan ini saya buat bukan karena saya sensitif terhadap ormas islam tertentu, bukan juga karena kebencian saya, bukan juga karena ketidaksukaan saya kepada para perokok. Artikel ini saya tulis sebagai bentuk rasa kepedulian saya terhadap kesehatan hidup, apalagi sesama muslim. Jadi, mari kita pahami dengan logika yang baik, mudah-mudahan diterima..:)
Ada artikel menarik yang sempat saya baca beberapa waktu yang lalu, yang membuat artikel itu menarik buat saya adalah salah satu ucapan yang dikutip oleh artikel itu
“..sampai kiamat ulama NU ga akan mengharamkan rokok..”
Berikut linknya :
http://www.merdeka.com/peristiwa/pbnu-sampai-kiamat-rokok-tidak-haram.html
http://www.suaranews.com/2013/12/mui-haramkan-rokok-nu-sampai-kiamat.html
Satu pertanyaan sederhana yang ingin saya tanyakan kepada speaker tersebut, apa yang membuatnya yakin bahwa “sampai hari kiamat” padahal kita bahkan tidak pernah tahu apa yang akan terjadi 1 detik yang akan datang. Kok bisa-bisanya dia memastikan “sampai hari kiamat”. Apakah dia mendapatkan kabar langsung dari Langit tentang keputusan itu?atau kah dia memiliki lembaran-lembaran tentang terciptanya Langit dan Bumi? Ataukah ditangannya semua kunci segala urusan? Tentu saja tidak.
Kembali ke permasalah rokok. Berbicara mengenai rokok ini sungguh tidak akan pernah ada habisnya. Ada sebagian ulama yang mengharamkan, ada yang menghalalkan, ada yang memubahkan, ada yang memakruhkan.
Sebelum berbicara mengenai hukum halal dan haram tersebut. Mari kita tanya kepada para perokok.
Kenapa anda merokok?
Tidak sedikit dari jawaban pertanyaan di atas, awal mulanya hanya coba-coba, kemudian merasa enak, kemudian ketagihan, dst. Tidak tahukah dia kandungan bahaya dalam rokok tersebut?? Ada banyak sekali artikel-artikel kesehatan yang telah mengupas masalah bahaya yang dikandung dalam rokok. Silahkan di cari lewat mesin pencari (google, bing, dll) maka anda akan menjumpai kandungan bahan pembuat rokok dan bahayanya.
Kalau sudah memahami bahaya-bahaya yang mengintai yang disebabkan karena merokok, apakah mereka tetap akan merokok? (saya ragu ada yang menjawab “akan berhenti”)
Dari perokok ada yang mengatakan :
- “merokok kan bisa menambah pendapatan negara karena dikenakan pajak”
SANGGAHAN :
Pendapatan negara dari cukai rokok, ternyata tak sebanding dengan nilai kerugian yang ditimbulkan karena merokok. Pada 2012, pendapatan negara dari cukai, hanya sebesar Rp 55 triliun. Namun, kerugiannya mencapai Rp 254,41 triliun.
Kerugian tersebut, rinciannya adalah uang yang dikeluarkan untuk pembelian rokok Rp 138 triliun, biaya perawatan medis rawat inap dan jalan Rp 2,11 triliun, kehilangan produktivitas akibat kematian prematur dan morbiditas maupun disabilitas Rp 105,3 triliun (sumber :
http://health.kompas.com/read/2013/11/01/1705424/
Nilai.Kerugian.Akibat.Rokok.Terlalu.Besar)
Apalah artinya pemasukan buat Negara kalau ternyata nombok nya lebih besar dari pada pemasukan yang diterima.
- “kalau rokok ga ada yang beli, kasian penjualnya tidak dapat rejeki”
SANGGAHAN :
Siapakah Si Pemberi Rizki untuk setiap manusia, bahkan untuk makhluk hidup paling kecil sekalipun? Anda (perokok)?? Tentu tidak kan.
Sesungguhnya Allah adalah satu-satunya pemberi rizki, tidak ada sekutu bagi-Nya dalam hal itu. Karena Allah Ta’ala berfirman,
“Hai manusia, ingatlah akan nikmat Allah kepadamu. Adakah Pencipta selain Allah yang dapat memberikan rezki kepada kamu dari langit dan bumi?” (QS. Fathir: 3)
“Katakanlah: “Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?” Katakanlah: “Allah.” (QS. Saba’: 24)
Bahkan Seandainya Allah menahan rizki manusia, maka tidak ada selain-Nya yang dapat membuka pintu rizki tersebut. Allah Ta’ala berfirman,
“Apa saja yang Allah anugerahkan kepada manusia berupa rahmat, maka tidak ada seorang pun yang dapat menahannya; dan apa saja yang ditahan oleh Allah maka tidak seorangpun yang sanggup melepaskannya sesudah itu. dan Dialah yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.” (QS. Fathir: 2).
Dari penjelasan di atas, jelas sudah bahwa alasan KASIAN KEPADA PENJUAL terbantahkan, karena rejeki itu bukan dari mereka (para perokok). Boleh jadi Allah akan membukakan pintu rejeki lain yang lebih besar seandainya mereka mau berhenti menjual atau memproduksi rokok. Bahkan si-perokok bisa menabung uang yang biasanya ia gunakan untuk membeli rokok.
- “merokok atau ga merokok sama saja pasti mati”
Sanggahan :
Memang benar, kematian itu adalah suatu ketetapan dari Allah bagi para hamba-hambaNYA yang mempunyai nyawa. Allah berfirman
“Tiap-tiap yang bernyawa pasti akan merasakan mati” (QS. Ali ‘Imran : 185).
Manusia memiliki hak untuk memilih sendiri-sendiri jalan menuju kematiannya. Masing-masing berbeda dalam memilih jalan kematian. Seorang ayah dengan anaknya berbeda dalam memilih jalan kematian. Antara saudara dengan saudara lainnya berbeda memilih jalan kematian. Yang jelas, muaranya jelas yaitu mati, tapi cara untuk mati ini berbeda-beda.
Jadi silahkah, mana yang anda pilih, apakah mati karena merokok? Silahkan dijawab sendiri..:)
Saya belum membahas masalah rokok tersebut halal dan halam, saya hanya ingin mendiskusikan hal tersebut diatas disertai dengan penjelasan yang ilmiah. Mudah-mudahan Allah melindungi kita dari kebinasaan
“Dan janganlah kamu menjatuhkan dirimu sendiri ke dalam kebinasaan.” (QS. Al Baqarah: 195).
Bersambung (insyaallah)
Kyoto, 19 Desember 2013
Hidayat Panuntun