Nasihat untukmu wahai saudaraku

nasihat untuk pemimpin

Umar bin Khattab,

Sepertinya hampir tidak ada kaum muslimin yang tidak mengenal beliau, kedudukan dan keutamaannya dalam islam.

Tapi tahukah teman, sebelum umar masuk islam, umar adalah orang yang paling keras permusuhannya dengan Islam.

Kaum muslimin saat itu tidak pernah terpikirkan sedikitpun jika umar yang keras perangainya tersebut bisa tunduk hati masuk Islam. Bahkan sampai dikatakan, umar tidak akan masuk islam hingga keledai Al-khattab masuk islam. Sebuah ungkapan yang menggambarkan bagaimana tidak mungkinnya jika umar bin khattab masuk islam.

Namun, semua yang ada di langit dan bumi ini berada di bawah kehendak Allah. Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam pernah mengatakan kepada Ummu Salamah, “Wahai Ummu Salamah, hati seorang anak Adam berada dalam jari-jemari Allah Subhanahu wa Ta’ala. Barang siapa yang Allah kehendaki akan diberi petunjuk dan barang siapa yang Dia kehendakai ia akan disesatkan.” (HR. Tirmidzi, no.3522).

Meskipun keras dan kejamnya permusuhan Umar bin Khattab terhadap islam ketika itu, bahkan diriwayatkan sampai akan membunuh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam. Namun Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam tetap mendoakan kebaikan untuk Umar bin Khattab.

Suatu hari Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam berdo’a kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala:

“Ya Allah, muliakan Islam dengan salah satu dari dua orang yang engkau cintai yaitu Abu jahal bin Hisyam atau Umar bin Khattabb.” Maka yang lebih Allah cintai dari keduanya adalah Umar bin Khattab.(Lihat Shahih Sunan Ibnu Hibban 12/305).

Dan lihat kemudian, Allah memberinya hidayah sehingga Umar masuk islam, bahkan menjadi salah satu dari 10 orang yang dijanjikan masuk syurga.

Dakwah di thaif,

“Apakah pernah datang kepadamu, wahai rasulullah, satu hari yang lebih berat dibandingkan dengan saat perang Uhud?”  tanya sang istri tercinta, ‘aisyah radhiallahu ‘anha kepada suami kesayangannya, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam.

Beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab : “Aku telah mengalami penderitaan dari kaummu. Penderitaan paling berat yang aku rasakan, yaitu saat ‘Aqabah, saat aku menawarkan diri kepada Ibnu ‘Abdi Yalîl bin Abdi Kulal, tetapi ia tidak memenuhi permintaanku. Aku pun pergi dengan wajah bersedih. Aku tidak menyadari diri kecuali ketika di Qarnust-Tsa’âlib, lalu aku angkat kepalaku. Tiba-tiba aku berada di bawah awan yang sedang menaungiku. Aku perhatikan awan itu, ternyata ada Malaikat Jibril , lalu ia memanggilku dan berseru: ‘Sesungguhnya Allah Azza wa Jalla telah mendengar perkataan kaummu kepadamu dan penolakan mereka terhadapmu. Dan Allah Azza wa Jalla telah mengirimkan malaikat penjaga gunung untuk engkau perintahkan melakukan apa saja yang engkau mau atas mereka. Malaikat (penjaga) gunung memanggilku, mengucapkan salam lalu berkata: ‘Wahai Muhammad! Jika engkau mau, aku bisa menimpakan Akhsabain (Dua gunung besar di Mekkah, yaitu Gunung Abu Qubais dan Gunung Qu’aiqi’an. Ada juga yang mengatakan Gunung Abu Qubais dan Gunung al-Ahmar).”

Lalu Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjawab: “(Tidak) namun aku berharap supaya Allah Azza wa Jalla melahirkan dari anak keturunan mereka orang yang beribadah kepada Allah semata, tidak mempersekutukan-Nya dengan apapun jua”. [HR Imam al-Bukhâri dan Imam Muslim].

Sebegitu jahat dan kejam perlakuan penduduk thaif kepada Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam, tapi beliau tetap menolak permintaan malaikat penjaga gunung. Bahkan beliau malah mendoakan agar kelak dari anak keturunan mereka akan muncul orang-orang yang beribadah hanya kepada Allah ta’ala saja.

Pelajaran untuk Indonesia

Sudah menjadi kewajiban bagi rakyat untuk menasihati dan meluruskan pemimpinnya apabila melakukan kesahalan. Akan tetapi, oleh rakyat indonesia, kewajiban ini dilakukan dengan cara menghujat dan men-share berita-berita negatif dari media massa.

Al-Hafizh Abu Ishaq as-Sabi’i berkata:

ما سب قومٌ أميرهم إِلا حُرموا خيره

“Tidaklah suatu kaum mencaci penguasa mereka kecuali diharamkan mereka dari kebaikannya.” (Diriwayatkan oleh Ibnu Abdil Barr di dalam at-Tamhid 21/287)

Begitu ada kekeliruan yang dilakukan, maka blow-up dan share berita kekeliruan tersebut akan dengan cepat menyebar. Bahkan tidak sedikit diantara mereka yang sengaja mencari-cari kesalahan dan menuliskannya kemudian menyebarkannya lewat berbagai media sosial.

Pemimpin (presiden indonesia) bukanlah nabi yang tanpa dosa. Dia hanyalah manusia biasa yang diberi amanah oleh Allah untuk mengurus Indonesia. Kewajiban kita sebagai rakyat adalah menasihati pemimpin dan meluruskannya apabila terjadi kesalahan, bukan sengaja mencari cela dan kesalahan yang dilakukan.

Cara menasihati pemimpin harus dilakukan dengan cara yang syar’i sesuai dengan kaidah yang telah diajarkan oleh rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam kepada kita.

Rasulullah Shallallahu’alaihi wa sallam bersabda:

من أراد أن ينصح لسلطان بأمر فلا يبد له علانية ولكن ليأخذ بيده فيخلو به فإن قبل منه فذاك وإلا كان قد أدى الذي عليه له

“Barang siapa yang hendak menasihati penguasa pada suatu perkara maka janganlah dia tampakkan kepadanya terang-terangan, tetapi hendaknya dia pegang tangannya dan menyendiri dengannya. Kalau dia (penguasa) menerima (nasihat tersebut) maka itu bagus, dan kalau tidak maka dia telah memunaikan kewajibannya memberikan nasihat.” (Diriwayatkan oleh al-Imam Ahmad dalam Musnad-nya 3/403 dan Ibnu Abi Ashim dalam as-Sunnah hlm. 507 dan dishahihkan oleh asy-Syaikh al-Albani dalam Zhilalul Jannah: 1096).

Alangkah baiknya apabila kita mencontoh akhlak rasulullah shallallahu ‘alaihi wa salam dalam kisah umar dan dakwah di thaif. sejelek-jelek tindakan mereka terhadap Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam dan Islam, Rasullullah tetep mendoakan kebaikan untuk mereka. Dan saat Allah ta’ala mengabulkan doa beliau shallallahu ‘alaihi wa salam, maka itu menjadi kebaikan untuk perkembangan islam.

Jadi, dari pada mencela, menshare, memblow-up berita keburukan tentang pemerintah, akan lebih baik jika kita menasihati mereka dengan cara yang baik (syar’i). Karena sesuatu yang baik itu tidak bisa tercapai kecuali dengan cara yang baik pula. Bahkan mencela, menshare, memblow-up berita tersebut hanya akan menambah kedengkian dan permusuhan, bukan menciptakan kebaikan. Yang mencela pun boleh jadi tidak lebih baik dari pada yang dicela apabila diserahi amanah yang sama.

Doakan mereka dengan kebaikan, karena Allah lah Rabb pemilik segala sesuatu. Dia lah Rabb yang memegang ubun-ubun dan hati setiap manusia maka tidak ada sesuatu hal pun yang tidak mungkin bagi Allah.

 

ps: penulis bukanlah pendukung salah satu dari 2 calon presiden saat pilpres [bahkan tidak mencoblos keduanya karena satu dua hal teknis, ^^], penulis hanyalah salah satu dari sekian banyak hamba Allah yang menginginkan kaum muslimin di Indonesia berhenti menghujat dan mendoakan kebaikan bagi presiden indonesia.

 

kyoto, 6 April 2015

Hidayat Panuntun

Maukah engkau dimadu?

maduAl-qur’an menulis dengan kata ‘asal.

Dalam surat Muhammad ayat 15,

وَأَنۡهَٰرٞ مِّنۡ عَسَلٖ مُّصَفّٗىۖ

“Dan sungai-sungai dari madu murni.. ” (QS. Muhammad: 15).

Secara bahasa, kata ini berarti “madu”.

Apabila ditambah dengan kata depan “di”, maka akan menjadi kata “dimadu“,

Sebuah kata yang sepertinya merupakan kata-kata keramat yang mungkin seakan tidak mau didengar oleh para istri.

Coba tanyakan pada istri masing-masing,

“wahai adinda, maukah engkau dimadu?” Maka bukan jawaban yang akan diterima, melainkan muka ngambek dan tambahan mellow dengan sedikit air mata menghiasi.

Kalaupun dijawab, mungkin si istri hanya akan menjawab singkat, “abi tega kah..??”

Tapi madu yang ini lain.

Sang pemberi madu itu bukan suaminya.. bukan hewan lebah.. bukan makhluk..

Sang pemberi madu adalah Allah azza wa jalla.

Mari kita simak penuturan sahabat ‘amr bin al-hamiq radhiyallahu ‘anhu, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda

“Apabila Allah menghendaki kebaikan bagi hamba-Nya, maka Allah memberinya ’asal.

Para sahabat bertanya, ‘Ya Rasulullah, apa maksud ‘asal dari-Nya?’

Beliau bersabda,

“Allah berikan taufiq untuk beramal soleh, kemudian Allah cabut nyawanya dalam keadaan husnul khotimah.”

(HR. Ahmad 17784, Ibn Hibban 342, al-Hakim 1258 dan dishahihkan Syuaib al-Arnauth).

Al-Munawi menjelaskan,

Dalam hadis, “apabila Allah menghendaki kebaikan bagi seorang hamba, dia akan berikan ‘asal-Nya, maknanya adalah pujian yang baik di tengah masyarakat. Para sahabat bertanya, ‘Apa itu ‘asal dari Allah?’ Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, ‘Allah berikan taufiq untuk melakukan amal soleh sebelum dia mati.’

Dalam hadis ini, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebut amal soleh yang Allah berikan kepada seseorang dengan kata ‘asal yang artinya madu. Karena madu adalah makanan yang paling bagus, yang bisa membuat manis semua yang diberi madu dan menjadi lebih bagus jika ditambah madu.

(at-Taisir bi Syarh Jami’ Shaghir, 1/126).

Jadi, maukah engkau dimadu?

Kyoto, 25 Maret 2015

Hidayat Panuntun

sumber: www.muslimah.or.id

Tentang perempuan

Sesaat setelah nabi menyelesaikan shalat kusuf (shalat gerhana). Nabi shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda menceritakan kondisi syurga dan neraka yang diperlihatkan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wassalam,

“Dan aku melihat neraka. Aku belum pernah sama sekali melihat pemandangan seperti hari ini. Dan aku lihat ternyata mayoritas penghuninya adalah para wanita.”

Mereka bertanya, “Kenapa para wanita menjadi mayoritas penghuni neraka, ya Rasulullah?” Beliau menjawab, “Disebabkan kekufuran mereka.” Ada yang bertanya kepada beliau, “Apakah para wanita itu kufur kepada Allah?”

Beliau menjawab, “(Tidak, melainkan) mereka kufur kepada suami dan mengkufuri kebaikan (suami). Seandainya engkau berbuat baik kepada salah seorang istri kalian pada suatu waktu, kemudian suatu saat ia melihat darimu ada sesuatu (yang tidak berkenan di hatinya) niscaya ia akan berkata, ‘Aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu’.”

(HR. Bukhari no. 5197 dan Muslim no. 907).

dalam syarh shahih muslim (6:192) dijelaskan bahwa yang dimaksud dengan kufur dalam hadist ini bukanlah kufur keluar dari Islam, akan tetapi yang dimaksud adalah kufronul huquq, yaitu istri tidak mau memenuhi kewajiban terhadap suami. Ini menujukkan celaan terhadap wanita yang dimaksud dalam hadist.

“aku sama sekali belum pernah melihat kebaikan darimu”, begitulah rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam menggambarkan kekufuran seorang wanita kepada suaminya. Begitu mudahnya kalimat tersebut keluar dari mulut seorang wanita saat mereka melihat ada sesuatu yang tidak mereka sukai dari suami mereka, meskipun itu baru pertama kalinya dilihat orang istri tersebut.

Pernahkah kalian menjumpai pernyataan-pernyataan berikut:

– wanita itu bergerak/memutuskan dengan perasaannya.

– wanita itu hatinya selembut kapas/sangat perasa.

– wanita itu ibarat kaca, maka berhati-hatilah untuk membersihkannya.

dan masih banyak lagi kalimat-kalimat dalam dunia psikologi yang pada intinya bahkan ada yang menyebut bahwa wanita itu “complicated”.

pertanyaannya, benarkah itu demikian?? bagaimana islam mengajarkan para wanita untuk bertindak?? bagaimana para wanita (ibu) generasi salaf bisa mencetak manusia-manusia semacam Imam Asy-syafi’i, ‘Umar bin abdul aziz, muhammad al-fatih, dan para pahlawan-pahlawan islam lainnya??

Lupakah kita dengan kisah al-khansa binti amru, ibunda para syuhada??

Seorang wanita yang ketika panggilan jihad memanggil beliau mengumpulkan 4 orang putranya dan memberi titah kepada mereka untuk berangkat. Medan perang Qadisiyah menjadi saksi bisu bagaimana kemuliaan seorang wanita (ibu) atas syahidnya 4 orang anaknya sekaligus. Seorang ibu yang ketika melepas kepergian 4 putranya dengan mengucapkan, “wahai putraku, carilah kematian”.

Tahukah kalian bagaimana reaksi wanita (ibu) ini ketika mendengar berita kematian 4 orang putranya sekaligus di medan Qadisiyah?? Bukan kalimat kesedihan yang keluar, bukan sebuah kalimat kekecewaan yang keluar dari mulut wanita shalihat ini, Bahkan ia telah berkata, ‘Alhamdulillah yang telah memuliakanku dengan syahidnya putra-putraku. Semoga Allah segera memanggiiku dan berkenan mempertemukan aku dengan putra-putraku dalam naungan Rahmat-Nya yang kokoh di surgaNya yang luas.’ Bahkan saat orang-orang berkata kepadanya “kasihan khansa binti amru, kehilangan 4 orang putranya”, tapi khansa binti amru menjawab, “diamlah kalian, aku sedih karena tidak mempunyai anak lagi yang bisa aku antar ke medan jihad”

Atau lupakah kita bagaimana sikap ummu sulaim mengabarkan kematian anak tercinta kepada suaminya, tepat setelah menunaikan hajat dengan suaminya, “Sesungguhnya putramu adalah kepunyaan Allah, dan Allah sekarang telah memintanya kembali”.

Dan sungguh masih banyak lagi kisah-kisah hebat para wanita, ibunda dari anak-anak yang hebat. sikap mereka, keteguhan mereka, kesabaran mereka jelas sepertinya bertentangan dengan ilmu-ilmu psikologi wanita seperti yang saya tulis diatas.

Bagaimana seharusnya wanita itu bertindak??

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassalam telah memberikan sebuah hadist yang indah untuk para istri.

Jika seorang wanita selalu menjaga shalat lima waktu, juga berpuasa sebulan (di bulan Ramadhan), serta betul-betul menjaga kemaluannya (dari perbuatan zina) dan benar-benar taat pada suaminya, maka dikatakan pada wanita yang memiliki sifat mulia ini, “Masuklah dalam surga melalui pintu mana saja yang engkau suka

(HR. Ahmad 1: 191 dan Ibnu Hibban 9: 471. Syaikh Syu’aib Al Arnauth mengatakan bahwa hadits ini shahih).

Jadi, kemuliaan untuk memilih masuk dari pintu surga manapun yang dia mau itu bisa diraih apabila :

1. Melaksanakan shalat liat waktu.

2. Puasa bulan ramadhan.

3. Menjaga kemaluan.

4. Mentaati suaminya.

Semoga Allah memberikan kepada kita kemudahan untuk tetap istiqomah di jalan syurga.

Kyoto, 23 Januari 2015

Hidayat Panuntun

langkah mudah mendapatkan rumah

“anda ingin rumah mewah?”,

“anda ingin mobil mewah?”,

“anda ingin kapal pesiar?”,

“anda ingin wisata keluar negeri gratis?”,

“anda ingin penghasilan berpuluh juta/perbulan?”,

sebuah pertanyaan yang dulu pernah saya dengar dari seorang sales MLM. Sudah barang tentu kita akan menjawab IYA pada semua pertanyaan diatas. Apalagi setelah sang sales menambahkan polesan dengan kalimat-kalimat indah yang membuat “target” menjadi terbang di awan, seakan semua itu pasti akan didapatkannya.

Tapi setelah gabung, semua tidak semudah yang diangan-angankan ketika dulu pertama ditawari bergabung. Harus rekrut lah, belanja lah, tutup point lah, dan masih banyak syarat lagi.

haduuh, bisa dibayangkan bagaimana harus kerja kerasnya seseorang untuk mendapatkan itu semua..capek harus jualan, nawarin, ngajak gabung..belum lagi harus bersabar kalau mendapatkan jawaban yang ketus/sinis/benci/marah dari “target”.

Nah, satu pertanyaan akan saya ajukan kepada teman semua..

[siap dengan gaya seles yang meyakinkan]…

“ANDA MAU RUMAH MEWAH (baca: istana) YANG BISA DIPEROLEH TANPA MENGELUARKAN UANG 1 RUPIAH PUN??”

[kalau jawabannya IYA, silahkan lanjut baca di bawah ini, tapi kalau jawabannya TIDAK, silahkan berpikir ulang ^^].

Ok..

bagi yang menjawab dengan jawaban IYA. Sudah siapkah anda dengan sebuah kabar yang sangat baik ini???

Baik, jika sudah siap..maka ijinkanlah saya menyampaikannya. Silahkan baca dengan pelan, hayati, amalkan, dan jangan lupa ucapkan bismillah terlebih dahulu.

Dari Ummu Habibah radhiyallahu ‘anha, Istri Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, dia berkata: Aku mendengar Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

مَا مِنْ عَبْدٍ مُسْلِمٍ يُصَلِّى لِلَّهِ كُلَّ يَوْمٍ ثِنْتَىْ عَشْرَةَ رَكْعَةً تَطَوُّعًا غَيْرَ فَرِيضَةٍ إِلاَّ بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِى الْجَنَّةِ أَوْ إِلاَّ بُنِىَ لَهُ بَيْتٌ فِى الْجَنَّةِ. قَالَتْ أُمُّ حَبِيبَةَ فَمَا بَرِحْتُ أُصَلِّيهِنَّ بَعْدُ

“Seorang hamba yang muslim melakukan shalat sunnah yang bukan wajib, karena Allah, (sebanyak) dua belas rakaat dalam setiap hari, Allah akan membangunkan baginya sebuah rumah (istana) di surga.” (HR Muslim, no.728)

Nah, jelas kan..?

Yang menyampaikan adalah al-amin Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam. Maka benarlah, tidak akan pernah berdusta, dan pasti akan terlaksana (insyaallah) bagi mereka yang mau mengamalkannya.

Jadi…bagi yang mau rumah gratis, tidak perlu susah menawarkan barang, menjual jasa, merekrut member, tutup point, cukup kerjakan shalat sunnah 12 rakaat setiap hari..gampangkan…??tidak perlu uang kan…??jadi tunggu apa lagi…??

berikut adalah waktu-waktu shalat sunnah tersebut:

a. 2 atau 4 RAKA’AT SEBELUM DHUHUR

b. 2 RAKA’AT SETELAH DHUHUR

b. 2 RAKA’AT SESUDAH MAGHRIB

d. 2 RAKA’AT SESUDAH ISYA

e. 2 RAKA’AT SEBELUM SHUBUH

agar lebih jelasnya silahkan lihat tabel di bawah ini:

Jadi…mari kita sama-sama berlomba untuk mendapatkan rumah yang dijanjikan itu…

kapan lagi kita bisa punya rumah gratis tanpa bayar uang sama sekali…???

Jadi..yakin masih tidak mau rumah itu…????

kalau saya sih mau banget..ga tau kalau dhani dan anang..[kok jadi kaya juri indonesi*n Id*l gini ya..]

Mudah-mudahkan kita dimudahkan dan diistiqomahkan untuk senantiasa melakukan kebaikan.

Kyoto, 19 Nopember 2014

Hidayat Panuntun

 

Bagai langit yang berlapis-lapis

Jikalau Allah telah membuka pintu kemudahan tahajud untuk kita, jangan pernah memandang remeh kaum muslimin yang tertidur diwaktu malamnya.

Jikalau Allah telah membuka pintu kemudahan puasa sunnah untuk kita, jangan pernah memandang remeh kaum muslimin yang tidak menjalankannya.

Jikalau Allah telah membuka pintu kemudahan haji untuk kita, jangan pernah memandang rendah kaum muslimin yang belum berkesempatan melakukannya.

Jikalau Allah telah membuka pintu rizki untuk kita, jangan pernah memandang rendah kaum muslimin yang diuji dengan kemiskinan.

Saya, anda, kita semua adalah makhluk ciptaan Alloh yang paling sempurna. Tidak satu orangpun yang berhak untuk menghakimi kedudukan orang lain di sisi Allah. Apa yang terlihat di mata ini hanyalah sebatas pandangan dhohir saja, hanya Allah lah Dzat yang maha tahu atas segala sesuatu. Boleh jadi seseorang yang kita anggap remeh memiliki kedudukan yang tinggi disisi Alloh dibandingkan dengan kita.

“Aku ingin bertanya tentang 3 hal mengenai dirinya semalam”, begitulah pertanyaan polos putra Imam Ahmad bin hanbal tentang tamunya, Muhammad bin Idris, atau yang lebih kita kenal dengan Imam Syafi’i. “Wahai ayahanda, benarkah ini seseorang yang sering engkau ceritakan kepadaku?”, tanya sang putra lagi. “Benar putraku”, Jawab Imam Ahmad.

“Aku melihatnya tadi malam makan banyak sekali, kemudian dia melewatkan malam tanpa shalat tahajud, selanjutnya dia shalat shubuh bersama kita tanpa berwudhu”, tanya putra Imam Ahmad.

Sang ayah pun dengan tenang menjawab, “Nak, silahkan engkau menanyakan hal tersebut kepada tamu kita”.

Anak Imam Ahmad pun bergegas dan menanyakan ketiga pertanyaan tersebut kepada tamu yang oleh ayahnya sering disebut-sebut dengan banyak kebaikan.

Sang tamu pun menjawab, “saya tidak akan melewatkan keberkahan dari makanan yang mulia, dari harta yang halal milik keluarga Imam Ahmad, dalam kamar tadi malam saya habiskan untuk mengkaji suatu masalah fiqh, hingga saya tidak tidur. Dan saya shalat shubuh dengan kalian dengan wudhu shalat isya”.

Terjawab sudah keraguan dari putra Imam Ahmad, dia pun belajar bahwa apa yang tidak nampak pada pandangan manusia jauh lebih baik dari pada yang nampak.

tidak sedikit orang yang masih suka meremehkan orang yang lain. Padahal yang diremehkan boleh jadi memiliki kebaikan yang lebih banyak, lebih luas ilmunya, lebih faqih dalam agama, dan lebih tinggi kedudukannya dibandingkan dengan yang meremehkan.

Sama saat kita melihat langit, orang dahulu menyangkan itulah tempat tertinggi. padahal yang dilihatnya tidak lain hanyalah lapis pertama dari tujuh lapis langit. Manusia yang seperti langit ke tujuh, karena mereka memilih untuk tidak terkenal, mencintai apa yang dicintai Alloh dan RasulNya. Jika mereka tidak nampak, mereka tidak dicari orang, apabila nampak, mereka pun juga tidak dikenali orang. Hati mereka bagaikan cahaya petunjuk, yang menerangi jalan untuk selamat di hari pembalasan.

Kyoto, 5 Nopember 2014

Hidayat Panuntun

Karena doanya menembus batas

 

Pertanyaan sederhana ini akan saya ajukan kepada para orang tua, khususnya para ibu.

Saat kondisi badan lelah, kemudian melihat putra/putrinya melakukan sebuah tindakan nakal..ditengah keramaian umum/saat ada tamu.. Apa yang akan diperbuat oleh seorang ibu…??

Tindakan paling banyak yang akan dilakukan oleh para ibu biasanya (mungkin karena saking jengkelnya..) membentak, menjewer telinga, bahkan ada juga yang memukul anggota badan si Anak. Yaah, namanya juga anak-anak, akal yang diberikan oleh Allah kepadanya masih perlu dibentuk agar sempurna dan peran orang tua lah yang paling besar dalam membentuk akal si anak tersebut.

Biasanya dalam keadaan jengkel si ibu akan menjewer/mencubit si Anak karena kelakuan nakalnya sambil berkata “dasar anak nakal”, atau “dasar anak tidak bisa dikasih tau”, atau bahasa-bahasa jelek sejenis lainnya.

Tidakkah para ibu mengetahui, bahwa apa yang mereka ucapkan boleh jadi menjadi doa yang akan dikabulkan oleh Allah…??? Bagaimana jadinya apabila anak mereka ternyata kelak benar-benar menjadi anak nakal..menjadi anak yang tidak bisa dikasih tau…???

Tidak sedikit pula para ibu yang kemudian hanya bisa menghela napas dan bersabar saat menjumpai anaknya yang telah dewasa tumbuh menjadi anak nakal..mereka berpikir dimana letak kesalahannya..sudah dimasukkan ke sekolah, ikut pengajian rutin di kampung..bahkan mungkin ada juga yang sudah pernah mencicipi pondok pesantren..tapi kenapa tetap nakal..begitu mungkin gumam para ibu tersebut… Padahal boleh jadi itu disebabkan karena doa mereka saat mereka jengkel dan memarahi si Anak saat mereka masih kecil..

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tiga doa yang mustajab yang tidak diragukan lagi yaitu doa orang tua, doa orang yang bepergian (safar) dan doa orang yang dizholimi.” (HR. Abu Daud no. 1536. Syaikh Al Albani katakan bahwa hadits ini hasan).

Dari Anas bin Malik radhiyallahu ‘anhu, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,

“Tidak doa yang tidak tertolak yaitu doa orang tua, doa orang yang berpuasa dan doa seorang musafir.” (HR. Al Baihaqi dalam Sunan Al Kubro. Syaikh Al Albani mengatakan hadits ini shahih sebagaimana dalam As Silsilah Ash Shahihah no. 1797). Dalam dua hadits ini disebutkan umum, artinya mencakup doa orang tua yang berisi kebaikan atau kejelekan pada anaknya.

Teman, tahukah kalian nama ini Abdurrahman AsSudais, beliau adalah seorang syeikh yang menjadi imam di masjidil haram. Suaranya yang mendayu-dayu tidak jarang menyebabkan para jama’ah menangis saat shalat bersama beliau di masjidil Haram.

Teman, tahukah kalian kisah beliau saat beliau masih kanak-kanak…???

Saat syeikh sudais masih kanak-kanak, suatu ketika orang tua beliau kedatangan tamu  kehormatan, sehingga ibunda Syeikh Sudais menyiapkan hidangan termasuk memasak kambing untuk menyambut tamu tersebut.

Ketika hidangan sudah siap saji, masuklah Sudais kecil setelah bermain ke dalam rumahnya. dan alangkah kagetnya sang IBU melihat apa yang Sudais kecil lakukan terhadap hidangan yang sudah ia siapkan.

Sudais kecil menaburkan pasir ke dalam hidangan kambing yang disiapkan ibunya.

Kaget bercampur kesal akhirnya ibunda beliau memarahinya, “Sudais, Awas kamu kalau sudah besar kamu akan menjadi IMAM MASJIDIL HARAM!”

Kemarahan ibunda Sudais inilah yang menjadi do’a luar biasa untuknya. dan kita bisa melihat hasilnya bahwa syeikh sudais benar-benar menjadi Imam di Masjidil Haram.

berikut adalah salah satu sholat yang beliau imami di masjidil haram:

http://www.youtube.com/watch?v=KfoI96RZ10o

Jadi, bagi para orang tua, terutama para ibu.. Masih punya pikiran untuk berkata yang buruk kepada anak saat dalam kondisi marah…???

berhati-hatilah dalam berkata pada Anak, karena boleh jadi apa yang seorang ibu ucapkan tersebut menjadi doa yang akan diijabah oleh Allah azza wa jalla. Menjadi marah adalah hal yang biasa saat melihat kelakuan anak yang tidak sesuai dengan kehendak orang tuanya, tapi perkataan yang baik saat marah adalah hal yang luar biasa yang akan menjadi kebaikan bagi si Anak kelak, insyaallah.

 

[Untuk istriku, engkaulah sang ustadzah rumah kita saat ini..

kepada engkaulah anak-anak kita belajar membentuk akalnya..

Maka bersabarlah saat engkau menjumpai buah hati kita bertindak tidak seseuai dengan keinginan kita..

Berkata lah semua hal kebaikan saat engkau marah kepada buah hati kita, mudah-mudahan Allah mengijabah apa yang engkau katakan tersebut.]

saat mereka menjadi saksi

alhamdulillah, setelah sekian lama tidak meninggalkan tulisan disini, saya akhirnya bisa menulis juga.

Beberapa waktu lalu saya mendengarkan sebuah muratal yang indah dari syeikh Mishary rashid:

kemudian saya jadi teringat dengan negara tempat saya berasal, indonesia….

apa hubungannya ya, indonesia dengan surat ini…(hmmmmm)..

Indonesia.. sebuah negeri yang dulu waktu jaman saya masih SD oleh guru saya pasti disebut sebagai zamrud katulistiwa. Dengan segala kekayaan alamnya, dari sejak SD, anak-anak indonesia diberikan penjelasan tentang begitu kayanya negeri Indonesia.

Ok, tapi tulisan ini tidak akan membahas tentang kekayaan negeri Indonesia 😀

saya sangat tertarik melihat perkembangan politik yang sedang terjadi di indonesia, meskipun kontroversi hati aku masih ku lebih menyudutkan kepada konspirasi kemakmuran ya, walau basically fokus study aku di geophysics, tapi kita nggak boleh ego terhadap satu kepentingan dan mengkudeta apa yang kita menjadi keinginan (silahkan dibaca dengan gaya bahasa vicky, hehehe..)

Baik, sekarang agak serius yaa..

Masih ingat saat salah satu partai di Indonesia dengan logo banteng yang berbendera merah (deskripsinya sudah lengkap kan ya?hehe) begitu kerasnya menentang kenaikan harga BBM

http://www.merdeka.com/artis/rieke-dyah-pitaloka-semangati-demo-kenaikan-bbm.html

http://www.beritasatu.com/nasional/37059-rieke-imbau-mahasiswa-se-indonesia-demo-tolak-bbm-naik.html

bahkan sampai membuat surat terbuka segala lho

http://www.merdeka.com/politik/surat-terbuka-rieke-kita-wakil-rakyat-atau-penipu-rakyat.html

tapi…….itu dulu….sekarang sudah lain sepertinya… (silahkan teman2 cari link berita sendiri ya..)

yang terbaru adalah tentang RUU pilkada,

ada yang tadinya mendukung tidak langsung, kemudian berbalik menjadi langsung. ada pula yang mendukung langsung kemudian berbalik menjadi tidak langsung

surya paloh (nasdem) dari menolak pilkada langsung berubah menjadi mendukung

http://politik.rmol.co/read/2013/10/07/128402/Surya-Paloh-Serukan-Hapus-Pilkada-Langsung-

hidayat nur wahid (pks) dari menolak pilkada tidak langsung berubah menjadi mendukung

http://www.republika.co.id/berita/nasional/politik/13/04/02/mkm03h-pks-tolak-pilkada-tak-langsung

berjuta alasan mereka buat untuk membenarkan apa yang telah dan akan mereka lakukan. mereka memolesnya dengan kata-kata indah nan mematikan agar semua orang yang mendengar mendapatkan kesan terhadap perubahan sikap tersebut.

saya bukan pendukung atau simpatisan partai politik tertentu, bahkan waktu pileg kemarin saya golput alias tidak nyoblos.

kalau pepatah jawa mengatakan esuk dele sore tempe (pagi kedelai, sore tempe). Begitu mudahnya mereka berganti kata-kata. kalau versi mereka, mereka pasti akan mengatakan (politik itu dinamis).

bukan hasil akhirnya yang akan saya komentari, tapi apa yang disembunyikan dalam hati mereka mengenai tujuan dari perubahan sikap yang telah mereka pilih.

mereka mungkin menyangka, manusia kebanyakan pasti tidak akan tahu tujuan sebenarnya dari sikap mereka. tapi apakah mereka lupa Allah tidak mengetahui segala yang tersembunyi pada setiap hati manusia.

saya hanya berpikir, tidak takutkah mereka saat mereka berada di persidangan dengan hakim agungnya adalah Allah azza wa jalla??? kalau mereka berpikir bisa menyembunyikan hal tersebut kepada manusia, Allah kelak akan menampakkannya di hari kiamat, bukan melalui mulut mereka, tapi melalui mata, pendengaran, dan kulit mereka!!

“Sehingga apabila mereka sampai ke neraka, pendengaran, penglihatan dan kulit mereka menjadi saksi terhadap mereka tentang apa yang telah mereka kerjakan.” (QS fussilat,20)

Lalu bagaimana kita bisa mengelak kesaksian dari mata kita sementara kita didunia melihat dengan mata, bagaimana kita bisa mengelak kesaksian pendengaran kita sementara kita didunia mendengar dengannya.

Maka pikirkan lah sekali lagi wahai teman semuanya, kalau kita merasa berbohong didunia itu akan menyelamatkan kita, kulit lah yang akan mengatakan semuanya dihari kiamat kelak.

Ingatlah, karena akan tiba masanya saat mulut kita dikunci, dan berkata tangan, kaki, mata, telinga, kulit, terhadap apa yang telah mereka kerjakan di dunia ini.

Wahai diri, hati-hatilah dalam berbicara. karena semua yang telah engkau lakukan di dunia pasti akan dimintai pertanggungjawabannya di akhirat kelak.

hidayat panuntun
kyoto, 3 oktober 2014

 

Doa

 

“Kami belum pernah mendapat perintah berkenaan dengan urusanmu…Aku tidak melihat melainkan engkau telah haram baginya…” Begitulah kiranya sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam kepada seorang perempuan yang mengajukan pertanyaan kepada beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam.

Tiada tara kesedihan yang dirasakan shahabiyah tersebut saat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda mengenai urusan zhihar. Tiada terbayang olehnya jika harus berpisah dengan suaminya. Wanita tersebut mengadukan hal nya kepada Allah Sang Pemilik Langit dan Bumi, kemudian turunlah ayat al-quran yang mulia yang menjelaskan solusi dari permasalahannya tersebut (QS al-mujadillah, 1-4).

Ayat yang dimulai dengan sebuah kalimat pembuka yang sangat menenangkan hati,

“Sesungguhnya Allah telah mendengar perkataan wanita yang mengajukan gugatan kepada kamu tentang suaminya, dan mengadukan (halnya) kepada Allah. Dan Allah mendengar soal jawab antara kamu berdua. Sesungguhnya Allah Maha Mendengar lagi Maha Melihat.”

Yup, Allah adalah Tuhan Yang Maha Mendengar, Dia Maha Melihat semua yang ada di langit dan di bumi, yang Nampak atau yang tersembunyi.

Allah lah yang telah mendengar doa nabi Yunus saat ia berada pada 3 lapis kegelapan. Allah pula yang mendengar doa 3 orang pemuda yang tejebak di dalam gua. Jadi, jangan berputus asa dari rahmat Allah. Berdoalah kepadaNYA dengan sebaik-baiknya. Dan yakinlah, Dia adalah Tuhan Yang Maha Mendengar.

 

Jadi, wahai diriku..

teruslah engkau berdoa kepada Allah..

jangan lah menyerah, karena engkau berdoa kepada Sang Pemilik segalanya..

jangan lah bersedih, karena engkau berdoa kepada Dzat yang tidak pernah menyianyiakanmu sedikitpun..

pernahkah engkau meminta kepada Allah untuk bernafas..??atau mata yang bisa melihat..?atau minta tangan dan kaki..??

tanpa memintanya, Allah telah memberikan kepadamu dengan gratis..

maka tenanglah..dan percayalah..dia pasti mendengar permohonanmu..

dan menangislah..agar Rabbmu mengabulkan permohonanmu itu..

karena engkau sedang bersimpuh kepada Rabb Yang Maha Mendengar..

maksimalkan ikhtiarmu..kemudian bertawakkal lah kepada NYA..

mudah-mudahan..engkau bisa segera keluar dari kesulitanmu..

 

Kyoto, 12 September 2014

Hidayat Panuntun

Tutorial GAMIT part 2

This article is continuing on GPS data processing using GAMIT. For reader who want to read previous article, please read this.

Assumed that you already done with your data processing using this step and you have at least more than 1 GPS data observation to combine. To make it clear, I will draw the assumptions as a picture below

Fig.1. GAMIT data processing

The main specific control for this step are :

  1. The list of sites to be used in defining the reference frame.
  2. The a priori coordinates for these sites.

for simplicity, user can use IGS station as sites for defining reference frame. It’s due to the assumption that IGS station is most stable station used in the processing. Using this step, reader will gain output of GAMIT/GLOBK processing which contain GPS observation sites and GPS reference sites, and get 3 epoch repeatibilities and velocities.

A. Create new folder.

create 2 new folder under your project folder, namely “h-files” and “h-gamit”. This folder is used to store h-files from global solution (under hfiles folder) and h-files from sh_gamit processing (under hgamit folder).

hint: to make it easy, you can link your h-files from sh_gamit processing which is originally stored in each DOY folder using this command (executed under hgamit folder)

ln -s ../???/h[expt] .

where : expt is the name of the project experiment.

B. Create list of H-file.

Create a list of H-files to be input to GLOBK for repeatabilities. Before that, convert H-file to glb file using this command.

htoglb glbf tables/[expt].svs hgamit/h* for your h-files from gamit processing, and

htoglb glbf tables/[expt].svs hfiles/h* for h-files from global solution.

After that, create list of H-files (under glbf folder) using this command :

ls ../glbf/*.glx > [expt].gdl

where :

expt = name of experiment.

the *.gdl file may optionally contain additional parameters to indicate re-weighting and coupling. To do that, you can append “1.0 +” in the end of every line inside the *.gdl file.

C. Preparing control file.

before execute repeatabilities, don’t forget to copy globk_comb.cmd, glorg_comb.cmd and *.gdl file to GSOLN, and edit those 2 files (globk_com.cmd and glorg_comb.cmd). please refers to GAMIT/GLOBK manual book to help you to edit these files.

In addition, please copy stab_site.global, itrf08.apr, igs08_disc.eq, and pmu.usno from gg/tables to your project directory tables. this step may be vary, because these copies files are depend on your editing in globk_com.cmd and glorg_com.cmd)

D. Processing

To get repeatabilities, please type on your terminal under your project directory

glred 6 globk_com.prt globk_comb.log [expt].gdl globk.cmd

where = [expt] is the name of your *.gdl file.

This command will make globk_comb.org as output file solution for h-file in the *.gdl file. You should check this file for quality and uncertainties to the positions and velocities.

E. Plot result

Use this command for plotting your globk output

sh_plotcrd -f [file *.org] -expt [experiment name] -cols [number of column, type = 1 for single column or 2 for double colomn]

check your ps file to see the output plot of this command. If there are any outliers, they must be dealt with by exclusion or downweighting .

 

Kyoto, 22 Agustus 2014

Hidayat Panuntun

Cukuplah Allah sebagai saksi

 

“alhamdulillah, akhirnya selesai mengkhatamkan alquran untuk ke-5 kalinya dalam ramadhan ini”

“alhamdulillah, bisa juga shalat malam kontinyu selama 1 bulan”

“ternyata bisa juga 1 tahun berpuasa daud yaa, mudah2an bisa istiqomah”

“ada yang tahu obat sakit tenggorokan? Sakit nih karena buat ngaji terus tiap malem, biasa kejar target khatam di bulan ramadhan”

“ya Allah, mudahkan lah puasa hamba hari ini”

“ya Allah, semoga Engkau ridha infaq sholat jum’at ku tadi”

Mungkin seperti itulah kira-kira status status di jejaring sosial yang tidak jarang kita jumpai di timeline kita. Setelah selesai berbuat suatu kebaikan, tidak jarang seseorang langsung posting di social media kebaikan yang baru saja mereka lakukan. Saat baru saja ditimpa kesedihan, tidak jarang juga orang langsung posting tentang doa di social media.

RIYA’

Wahai mereka yang suka mengumbar semua itu di social media, tidak takutkah kalian dengan bahaya riya’ yang mengintai??!

“Sesungguhnya yang paling ditakutkan dari apa yang saya takutkan menimpa kalian adalah asy syirkul ashghar (syirik kecil), maka para shahabat bertanya, apa yang dimaksud dengan asy syirkul ashghar? Beliau shalallahu ‘alaihi wasallam menjawab: “Ar Riya’.” (HR. Ahmad dari shahabat Mahmud bin Labid no. 27742)

Posting kebaikan di laman media social tidak akan menyebabkan kebaikan tersebut pasti diterima oleh Allah, justru dikhawatirkan akan merusak niat dari amal kebaikan yang telah dilakukan.

Teman, tahukah kalian sesuatu yang lebih berbahaya dari fitnah Dajjal? Padahal fitnah dajjal adalah fitnah paling besar yang akan menimpa manusia di akhir zaman.

“Maukah aku kabarkan kepada kalian sesuatu yang lebih tersembunyi di sisiku atas kalian daripada Masih ad Dajjal?” Dia berkata,”Kami mau,” maka Rasulullah berkata, yaitu syirkul khafi; yaitu seseorang shalat, lalu menghiasi (memperindah) shalatnya, karena ada orang yang memperhatikan shalatnya”. [HR Ibnu Majah, no. 4204, dari hadits Abu Sa’id al Khudri. Hadits ini hasan-Shahih at Targhib wat Tarhib, no. 30]

Amalan yang disertai riya’ justru nanti di hari kiamat tidak akan mendapatkan pahala apapun dari Allah azza wa jalla.

“Sesungguhnya yang paling aku takutkan atas kalian adalah syirik kecil, yaitu riya’. Allah akan mengatakan kepada mereka pada hari Kiamat tatkala memberikan balasan atas amal-amal manusia “Pergilah kepada orang-orang yang kalian berbuat riya’ kepada mereka di dunia. Apakah kalian akan mendapat balasan dari sisi mereka?” [HR Ahmad, V/428-429 dan al Baghawi dalam Syarhus Sunnah, XIV/324, no. 4135 dari Mahmud bin Labid. Lihat Silsilah Ahaadits Shahiihah, no. 951]

Kita bukanlah orang yang bisa memastikan hati kita tetap bersih dari gangguan syaitan. Bahkan Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam telah mengajarkan kepada kita doa agar hati tetap tertambat pada ketaatan.

Imam Muslim rahimahullah meriwayatkan sebuah hadits dalam Shahih-nya, dari ‘Abdullah bin ‘Amr bin Ash Radhiyallahu ‘anhuma , dia mengatakan :

“Saya mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya kalbu-kalbu keturunan Adam berada di antara dua jari dari jari-jari Allah laksana satu hati, Allah membolak-balikannya sesuai kehendakNya,” kemudian beliau Shallallahu ‘alaihi wa sallam berdoa: “Ya Allah, Dzat yang membolak-balikan hati, palingkanlah hati-hati kami kepada ketaatanMu”.

Maka sudah sepatutnya bagi mereka yang suka mengubar kebaikan di dunia maya untuk merubah kebiasaan mereka, hanya untuk menjaga dari riya’ yang bisa menyerang hati seorang hamba setiap saat. Lebih baik waktu yang mereka gunakan saat akan mengetik status tersebut diganti dengan berdoa yang khusuk didalam hati memohon kepada Allah agar kebaikan yang dilakukan diterima oleh-NYA.

Begitu pula dengan berdoa, saya yakin teman-teman pernah menjumpai doa seperti di bawah ini pada laman media social:

“ya Allah, mudahkan lah puasa hamba hari ini”

“ya Allah, semoga Engkau ridha infaq sholat jum’at ku tadi”

“ya Allah, ban motor bocor, kena tilang, kehujanan, sungguh cobaanmu hari ini begitu berat”

Hallow, apakah Allah azza wa jalla aktif bersosial media dan kemudian akan memberikan komentar di bawah status tersebut??!

Mahasuci Allah Rabb pemilik semesta alam, justru berdoa yang seperti itu dikhawatirkan akan menyebabkan timbulnya Riya’ dalam amal perbuatan manusia.

Selayaknya kita belajar dari nabi Ya’qub saat ditimpa ujian kesedihan yang mendalam. Ucapan yang Allah abadikan dalam al-quran, beliau mengatakan”

“…Sesungguhnya hanyalah kepada Allah aku mengadukan kesusahan dan kesedihanku…” (QS. Yusuf: 86)

 

MENYEMBUNYIKAN AMALAN ADALAH TANDA IKHLAS.

Cukuplah bagi kita Allah saja yang tahu semua kebaikan amal yang telah kita lakukan. Mengumbarnya disosial media tidak akan menjadikan amal tersebut jadi semakin besar pahalanya, bahkan justru akan mengancam amal kebaikan itu sendiri apabila timbul riya’ setelah posting di social media. Imam syafi’I rahimahullah mengatakan “Sudah sepatutnya bagi seorang alim memiliki amalan rahasia yang tersembunyi, hanya Allah dan dirinya saja yang mengetahuinya. Karena segala sesuatu yang ditampakkan di hadapan manusia akan sedikit sekali manfaatnya di akhirat kelak.”

Teman, tahukah kalian golongan orang yang akan mendapatkan naungan di hari kiamat nanti?

“…Seseorang yang bersedekah kemudian ia menyembunyikannya sehingga tangan kirinya tidak mengetahui apa yang disedekahkan oleh tangan kanannya…” (HR. Bukhari no. 1423 dan Muslim no.1031,dari Abu Hurairah)

‘Ali bin Al Husain bin ‘Ali, salah seorang keturunan Nabi Shallallahu ‘alaihi wa sallam menjadi contoh sempurna untuk hadist ini. Dikisahkan beliau suka berjalan di malam hari membagi-bagi bahan makan ke rumah-rumah secara sembunyi. Beliau mengatakan:

Sesungguhnya sedekah secara sembunyi-sembunyi akan meredam kemarahan Rabb ‘azza wa jalla.

Tidak ada seorang penduduk madinah pun yang tahu siapa yang memberi mereka bahan makanan tiap hari. Mereka hanya tahu bahan makanan tersebut berhenti mereka dapatkan saat ‘ali bin Husain meninggal dunia. Akhirnya mereka sadar, ‘ali bin Husain lah yang selama ini membagi-bagikan bahan makanan untuk mereka.

Ibnu jauzy menceritakan dalam bukunya Shifatus Shofwah, Daud bin Abi Hindi berpuasa selama 40 tahun dan tidak ada satupun orang, termasuk keluarganya yang mengetahuinya. Ia adalah seorang penjual sutera di pasar. Di pagi hari, ia keluar ke pasar sambil membawa sarapan pagi. Dan di tengah jalan menuju pasar, ia pun menyedekahkannya. Kemudian ia pun kembali ke rumahnya pada sore hari, sekaligus berbuka dan makan malam bersama keluarganya. Jadi orang-orang di pasar mengira bahwa ia telah sarapan di rumahnya. Sedangkan orang-orang yang berada di rumah mengira bahwa ia menunaikan sarapan di pasar.

Subhanallah, itulah secuil kisah para salaf dalam menyembunyikan amal kebaikan mereka. Mereka tidak membutuhkan orang lain untuk tahu kebaikan apa yang telah mereka lakukan. Bagi mereka, cukuplah Allah sebaik-baik Rabb yang mencatat setiap perbuatan yang menjadi saksi.

 

Kyoto, 18 Juli 2014

Hidayat Panuntun

Bersabarlah..karna Allah bersama kita

Dengan yakinnya saat itu Nabi Musa ‘alaihissalam menjawab “Aku”.. Ya, itulah jawaban Nabi Musa saat ditanya oleh kaumnya siapakah orang yang paling alim di muka bumi, dan Musa pun menjawab “Aku”. Sebuah jawaban yang kemudian Allah menghadirkan kisah perjalan Nabi Musa sebanyak 23 ayat di surat alkahfi. Nabi Musa adalah salah satu rasul ulul ‘azmi, Rasul yang termasuk dalam kategori istimewa karena ketabahan dan kesabaran mereka dalam mengemban risalah tauhid yang diberikan Allah pada mereka. Tapi Musa pernah tidak bisa bersabar saat berjalan bersama dengan seorang hamba diantara hamba-hamba kami (nabi khidir) yang kemudian Allah hadirkan kisah perjalanan tersebut secara lengkap di surat al-kahfi.

Ada yang menarik di kisah pada surat al-kahfi tersebut, saat Musa berkata kepada Khidir “…Insya Allah kamu akan mendapati aku sebagai orang yang sabar…”(al-kahfi, 69). Coba bandingkan dengan gaya bahasa Nabi Ismail saat sang ayah bermaksud menyembelihnya demi melaksanakan perintah Allah,

Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku Termasuk orang-orang yang sabar”(As-saaffaat, 102)

Para mufassirin berpendapat, gaya bahasa nabi Musa over confident, Ismail memandang dirinya sebagian kecil dari dari orang-orang yang dikarunia kesabaran. Tapi Musa, menjanjikan kesabaran atas nama pribadinya. Dan, seperti yang telah kita ketahui di sura al kahfi tersebut, Musa gagal bersabar disetiap kesempatannya bersama Khidir. Rasulullah Shallallaahu ‘Alaihi wa Sallam pun berkomentar “seandainya Musa bisa lebih bersabar, mungkin kita akan memperoleh lebih banyak pelajaran”.

Wallahu ‘alam, seperti itulah karakter nabi Musa. Beliau diutus kepada kaum yang paling ngeyel, keras kepala sedunia. Kaum yang paling menindas dan paling angkuh yang ada hingga saat ini. Beliau diutus saat itu untuk memperingatkan kaum yang rajanya mendakwakan diri sebagai tuhan. Fir’aun, itulah nama raja tersebut.

Kaum tersebut adalah kaum yang kita kenal dengan nama kaum Yahudi. Mari kita lihat bagaimana keras kepala, angkuh, dan sombongnya kaum Yahudi tersebut. Allah menggambarkan bagaimana kaum yahudi di surat Al-baqarah ayat 96

“Dan sungguh kamu akan mendapati mereka (Yahudi – Bani Israil), manusia yang paling tamak kepada kehidupan dunia (rakus akan harta), bahkan (lebih tamak) daripada orang-orang musyrik. Masing-masing mereka ingin agar diberi umur seribu tahun, padahal umur panjang itu sekali-kali tidak akan menjauhkannya dari adzab. Dan Allooh Maha Mengetahui apa yang mereka kerjakan.” (al-baqarah, 96)

 

Dan juga peristiwa di hari sabat yang kemudian Allah mengabadikan peristiwa tersebut pada surat al-baqarah (163-166)

dan Tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka. Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka Berlaku fasik.

Hingga sampai di akhir ayat,

Maka tatkala mereka bersikap sombong terhadap apa yang dilarang mereka mengerjakannya, Kami katakan kepadanya: “Jadilah kamu kera yang hina.

Mari kita lihat lagi bagaimana keras kepalanya kaum Yahudi di surat An-nisaa ayat 153 berikut ini:

Ahli kitab meminta kepadamu agar kamu menurunkan kepada mereka sebuah kitab dari langit. Maka Sesungguhnya mereka telah meminta kepada Musa yang lebih besar dari itu. mereka berkata: “Perlihatkanlah Allah kepada Kami dengan nyata”. Maka mereka disambar petir karena kezalimannya, dan mereka menyembah anak sapi, sesudah datang kepada mereka bukti-bukti yang nyata, lalu Kami ma’afkan (mereka) dari yang demikian. dan telah Kami berikan kepada Musa keterangan yang nyata (an-nisaa, 153)

Juga soal meminta makanan yang lain, padahal di sisi mereka telah ada makanan yang turun dari syurga. Allah berfirman pada surat Al-baqarah ayat 61

Dan Kami naungi kamu dengan awan, dan Kami turunkan kepadamu “manna” dan “salwa”. Makanlah dari makanan yang baik-baik yang telah Kami berikan kepadamu; dan tidaklah mereka menganiaya Kami; akan tetapi merekalah yang menganiaya diri mereka sendiri. (Al-baqarah 57)

Dan (ingatlah), ketika kamu (yahudi) berkata: “Hai Musa, kami tidak bisa sabar (tahan) dengan satu macam makanan saja. Sebab itu mohonkanlah untuk kami kepada Tuhanmu, agar Dia mengeluarkan bagi kami dari apa yang ditumbuhkan bumi, yaitu sayur-mayurnya, ketimunnya, bawang putihnya, kacang adasnya, dan bawang merahnya”. Musa berkata: “Maukah kamu mengambil yang rendah sebagai pengganti yang lebih baik? Pergilah kamu ke suatu kota, pasti kamu memperoleh apa yang kamu minta” (al-baqarah, 61)

Israel bukan Yahudi.

Israel adalah nama lain dari Nabiyullah Ya’qub. Dan nama ini diakui sendiri oleh orang-orang yahudi  sebagaimana disebutkan dalam hadis yang di riwayatkan dari abu daud, dari Ibn Abbas radhiallahu ‘anhu: “Sekelompok orang yahudi mendatangi Nabi untuk menanyakan empat hal yang hanya diketahui oleh seorang nabi. Pada salah satu jawabannya, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam mengatakan: “Apakah kalian mengakui bahwa Israil adalah Ya’qub?” Mereka menjawab: “Ya, betul.” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Ya Allah, saksikanlah.” (HR. Daud At-Thayalisy 2846)

Ada yang besar yang perlu diperhatikan oleh kaum muslimin, Penamaan negeri yahudi dengan Israel termasuk dari sekian banyak konspirasi yahudi terhadap dunia. Mereka menutupi kejahatan mereka dengan nama bapak mereka Israel. Karena mereka bisa jadi telah sadar seandainya memakai nama negera Yahudi         akan dicap jelek oleh seluruh dunia. Mengingat Allah telah mencela mereka (yahudi) di banyak ayat pada al-quran.

Mungkin ada yang mengatakan “kami tidak bermaksud untuk menghina nabi ya’qub, tapi sebaliknya yang kami maksud itu adalah Yahudi”. Tahukah anda ketika Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam berdakwah di Mekkah, Orang-orang musyrikin Quraisy mengganti nama Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam dengan Mudzammam (manusia tercela) sebagai kebalikan dari nama asli Beliau Muhammad (manusia terpuji). Mereka gunakan nama Mudzammam ini untuk menghina dan melaknat Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam. misalnya mereka mengatakan; “terlaknat Mudzammam”, “terkutuk Mudzammam”, dan seterusnya. Dan Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak merasa dicela dan dilaknat, karena yang dicela dan dilaknat orang-orang kafir adalah “Mudzammam” bukan “Muhammad”, Beliau shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:

“Tidakkah kalian heran, bagaimana Allah mengalihkan dariku celaan dan laknat orang Quraisy kepadaku, mereka mencela dan melaknat Mudzammam sedangkan aku Muhammad.” (HR. Ahmad & Al Bukhari)

Meskipun maksud orang Quraisy adalah mencela Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam, namun karena yang digunakan bukan nama Nabi Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam maka Beliau tidak menilai itu sebagai penghinaan untuknya. Dan ini dinilai Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam sebagai bentuk mengalihkan penghinaan terhadap dirinya. Oleh karena itu, bisa jadi orang-orang Yahudi tidak merasa terhina dan dijelek-jelekkan karena yang dicela bukan nama mereka namun nama Nabi Ya’qub ‘alaihis salam.

Kembali ke kisah nabi musa dan nabi khidir, ada ending yang menarik di akhir kisah tersebut saat nabi khidir menceritakan maksud dibalik semua yang telah dilakukan terhadap kapal, terhadap anak, dan rumah. Nabi khidir berkata “wa maa fa’altuhu ‘an amrii”, apa yang aku lakukan ini bukanlah keinginanku. Ya.. Nabi khidir melakukan semua itu karena Allah telah mewahyukan secara lengkap kejadian apa yang terjadi sebelum, saat, dan yang akan datang pada Nabi Khiddir.

Apakah itu berarti Nabi Khiddir lebih utama dari Nabi Musa? Tentu saja tidak

Musa termasuk dalam golongan rasul istimewa, Golongan ulul ‘azmi bersama Nuh, Ibrahim, ‘Isa, dan Muhammad. Maka Musa lebih utama dari Nabi Khiddir.

“Hai Musa, sesungguhnya Aku telah melebihkan engkau dari antara manusia, untuk membawa risalahKu dan untuk berbicara secara langsung denganKu.” (Al A’raaf 144)

Allah memerintahkan kita meneladani para Rasul yang kisah mereka bisa kita jumpai dalam Al Quran ditujukan untuk menguatkan jiwa kita dalam meniti kehidupan dunia. Para Rasul itu, utamanya Rasul-rasul Ulul ‘Azmi menjadi bisa kita teladani karena mereka memiliki sifat-sifat manusiawi. Mereka tak seperti malaikat. Juga bukan manusia setengah dewa. Mereka bertindak melakukan tugas-tugas yang luar biasa beratnya dalam keterbatasannya sebagai seorang manusia.

Justru keagungan para Rasul itu terletak pada kemampuan mereka menyikapi perintah yang belum tersingkap hikmahnya dengan iman. Dengan iman. Berbeda dengan Khidzir yang diberitahu skenario dari awal hingga akhir atas apa yang harus dia lakukan –ketika mengajar Musa-, para Rasul seringkali tak tahu apa yang akan mereka hadapi atau terima sesudah perintah dijalani. Mereka tak pernah tahu apa yang menanti di hadapan. Yang mereka tahu hanyalah Allah pasti bersama mereka.

Nuh yang bersusah payah membuat kapal di atas bukit tentu saja harus menahan geram ketika dia ditertawai, diganggu, dan dirusuh oleh kaumnya. Tetapi, sesudah hampir 500 tahun mengemban risalah dengan pengikut yang nyaris tak bertambah. Ya.. 950 tahun lamanya ummat nabi Nuh tetap hanya sedikit. Nuh berkata dengan bijak, “Kelak kami akan menertawai kalian sebagaimana kalian kini menertawai kami”, Tentu saja Nuh belum tahu Allah akan menurunkan banjir. Air tercurah dari langit, keluar dari dalam bumi. Nuh belum tahu. Yang ia tahu adalah ia diperintahkan membina kapalnya. Yang ia tahu adalah ketika dia laksanakan perintah Rabbnya, maka Allah bersamanya. Dan alangkah cukup itu baginya. ‘Alaihis Salaam..

Begitu pula Nabi Ibrahim saat beliau bermimpi mendapatkan perintah untuk menyembelih anaknya yang masih kecil. Ibrahim tidak pernah tahu apa yang akan terjadi saat ia benar-benar menyembelih putra tercintanya. Anak itu, yang lama dirindukannya, yang dia nanti dengan harap dan mata gerimis di tiap doa, tiba-tiba dititahkan untuk dipisahkan dari dirinya. Dulu ketika lahir dia dipisah dengan ditinggal di lembah Bakkah yang tak bertanaman, tak berhewan, tak bertuan. Kini Isma’il harus disembelih. Bukan oleh orang lain. Tapi oleh tangannya sendiri.

Dibaringkanlah sang putera yang pasrah dalam taqwa. Dan ayah mana yang sanggup membuka mata ketika harus mengayau leher sang putera dengan pisau? Ayah mana yang sanggup mengalirkan darah di bawah kepala yang biasa dibelainya sambil tetap menatap wajah? Tidak. Ibrahim terpejam. Dan ia melakukannya! Ia melakukannya meski belum tahu bahwa seekor domba besar akan menggantikan sang korban. Yang diketahuinya saat itu bahwa dia diperintah Tuhannya. Yang ia tahu adalah ketika dia laksanakan perintah Rabbnya, maka Allah bersamanya. Dan alangkah cukup itu baginya. ‘Alaihis Salaam..

Ibu Nabi Musa yang mendapatkan ilham dari Allah untuk menghanyutkan anaknya Musa ke sungai, belum tahu apa yang terjadi setelah ia menghanyutkan anaknya.

Yaitu ketika Kami mengilhamkan kepada ibumu suatu yang diilhamkan. Yaitu: “Letakkanlah ia (Musa) didalam peti, kemudian lemparkanlah ia ke sungai (Nil), Maka pasti sungai itu membawanya ke tepi, supaya diambil oleh (Fir’aun) musuh-Ku dan musuhnya. dan aku telah melimpahkan kepadamu kasih sayang yang datang dari-Ku; dan supaya kamu diasuh di bawah pengawasan-Ku. (yaitu) ketika saudaramu yang perempuan berjalan, lalu ia berkata kepada (keluarga Fir’aun): “Bolehkah saya menunjukkan kepadamu orang yang akan memeliharanya?” Maka Kami mengembalikanmu kepada ibumu, agar senang hatinya dan tidak berduka cita. dan kamu pernah membunuh seorang manusia,..” (QS-Thohaa, 38-40)

 

Begitu pula dengan musa dan kaumnya saat menemui jalan buntu, terpepet di tepi laut dalam kejaran Fir’aun dan bala tentaranya. Bani Israel yang dipimpinnya sudah riuh tercekam panik. “Kita pasti tersusul! Kita pasti tersusul!”, kata mereka “Tidak!”, seru Musa. “Sekali-kali tidak akan tersusul! Sesungguhnya Rabbku bersamaku, dan Dia akan memberi petunjuk kepadaku.” Petunjuk itupun datang. Musa diperintahkan memukulkan tongkatnya ke laut. Nalar tanpa iman berkata, “Apa gunanya? Lebih baik dipukulkan ke kepala Fir’aun!” Ya, bahkan Musa pun belum tahu bahwa lautan akan terbelah kemudian. Yang dia tahu Allah bersamanya. Dan itu cukup baginya. ‘Alaihis Salaam..

Rasulullah Muhammad shallallahu ‘alaihi wa sallam pun berdoa dengan khusuknya di malam sebelum pertempuran badar. Dalam sirah dituliskan bahwa rasul shalat dan berdoa sepanjang malam, dalam doanya beliau berkata, Andai pasukan ini kalah, maka engkau tidak tidak akan lagi disembah dimuka bumi ini (HR. Muslim 3/1384 hadits no 1763). Saat itu beliau tidak tahu bagaimana akhir dari pertempuran tersebut. Saat 300 kaum muslimin akan berperang melawan 1000 lebih pasukan kafirin. Akal sehat manusia pasti akan berpikir, yang 1000 pasti akan mengalahkan yang 300. Tapi kuasa Allah diatas segalanya. Allah pun mengabarkan kemenangan lewat perantara Rasulnya di pagi hari. Saat Rasul melihat bantuan 3000 malaikat yang datang dari langit berturut-turut dengan Jibril sebagai komandannya. Sebuah pemandangan yang membuat syetan yang ada di pihak kaum kafir ketika itu pun mundur. Tepat pada tanggal 17 Ramadhan tahun 2 hijrah, Sejarah mencatat bagaimana kuasa Alloh bekerja terhadap semua makhluk ciptaanNYA. Pasukan yang jumlah nya sedikit tersebut dimenangkan oleh Allah.

Kuncinya kesabaran.

Sabar adalah bingkai yang tepat untuk doa, usaha, dan tawakal yang telah kita lakukan. Tidak ada seorangpun dari makhluk ciptaan Allah yang tidak diuji kesabarannya. Allah pasti akan menguji para hambaNYa dengan berbagai musibah, maka kewajiban hambaNya adalah bersabar dalam menghadapi ujian tersebut.

Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.. (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan: “Inna lillaahi wa innaa ilaihi raaji’uun”.. mereka Itulah yang mendapat keberkatan yang sempurna dan rahmat dari Tuhan mereka dan mereka Itulah orang-orang yang mendapat petunjuk. (al-baqarah, 155-157).

Ya.. “innalillahi wa inna ilahi raaji’uun”, sesungguhnya  kita semua adalah milik Allah dan kepadaNYAlah kita dikembalikan. Ungkapan sabar yang sungguh indah yang diajarkan Allah untuk kita. Sebuah ucapan yang bahkan tidak diajarkan oleh Allah kepada Nabi ya’qub saat ditimpa musibah kehilangan anak yang paling dicintainya, yusuf. Ya’qub hanya mengucapkan “fashobrun jamiil”, maka kesabaran yang baik itulah kesabaranku.

Maka, semua urusan itu bagi seorang muslim adalah baik. Rasul pun mengabarkan betapa mengherankannya urusan seorang muslim itu.

Dari Shuhaib, dia berkata: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda, “Mengherankan urusan seorang Mukmin. Sesungguhnya semua urusan orang Mukmin itu baik, dan itu tidaklah ada kecuali bagi orang mukmin. Jika kesenangan mengenainya, dia bersyukur, maka syukur itu baik baginya. Dan jika kesusahan mengenainya, dia bersabar, maka sabar itu baik baginya [HR. Muslim, no: 2999]

 

Kita di padang mahsyar

Saat ini, tidak sedikit manusia di tengah kesibukannya dalam urusan dunia, mereka melalaikan perkara akhirat. Mereka seolah lupa bahwa mereka bergerak pada satu titik yang sama, yaitu kematian. Mereka seolah lupa jika nanti akan tiba masanya Rabb pemilik langit akan menghancur luluhkan semua yang ada di semesta ini. Apabila hari itu tiba, maka habislah masa untuk mencari bekal bagi manusia dan berganti masa penghisapan menanti untuk mereka.  

Maka apabila sangkakala ditiup sekali tiup. dan diangkatlah bumi dan gunung-gunung, lalu dibenturkan keduanya sekali bentur.Maka pada hari itu terjadilah hari kiamat (al-haaqqah, 13-15)  

(yaitu) pada hari Kami gulung langit sebagai menggulung lembaran – lembaran kertas. sebagaimana Kami telah memulai panciptaan pertama Begitulah Kami akan mengulanginya. Itulah suatu janji yang pasti Kami tepati; Sesungguhnya kamilah yang akan melaksanakannya. (al-anbiya’, 104)

Bisakah kita membayangkan gunung tertinggi yang ada di dunia saat ini.. Kalau sudah, segera bayangkan gunung tersebut hancur sehancur-hancurnya, menjadi debu yang berterbangan. Itu gambaran kejadian bagaimana Allah menghancurkan gunung di hari kiamat.  

dan mereka bertanya kepadamu tentang gunung-gunung, Maka Katakanlah: “Tuhanku akan menghancurkannya (di hari kiamat) sehancur-hancurnya (thahaa, 105)

Kebangkitan Manusia

Itulah hari saat keraguan manusia akan hari berbangkit disingkap. Mereka yang dahulu di dunia tidak percaya akan hari kebangkitan, tidak percaya adanya hari pembalasan. Mereka dahulu yang ragu, apakah setelah mereka menjadi tulang belulang akan dihidupkan lagi. Mereka akan terkejut tepat setelah mereka dibangkitkan dari kubur. Itu adalah permulaan dari saat yang berat bagi orang yang kafir. 

dan ia membuat perumpamaan bagi kami; dan Dia lupa kepada kejadiannya; ia berkata: “Siapakah yang dapat menghidupkan tulang belulang, yang telah hancur luluh?” Katakanlah: “Ia akan dihidupkan oleh Tuhan yang menciptakannya kali yang pertama. dan Dia Maha mengetahui tentang segala makhluk (Yaasiin, 78-79)  

mereka berkata: “Aduhai celakalah kami! siapakah yang membangkitkan Kami dari tempat-tidur Kami (kubur)?”. Inilah yang dijanjikan (tuhan) yang Maha Pemurah dan benarlah Rasul- rasul(Nya). (Yaasiin,52)

Padang Mahsyar

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864)

Mereka pun mulai bertanya kepada yang lain tentang berapa lama mereka tinggal di dunia.Ÿ  

Allah bertanya: “Berapa tahunkah lamanya kamu tinggal di bumi?”. mereka menjawab: “Kami tinggal (di bumi) sehari atau setengah hari, Maka Tanyakanlah kepada orang-orang yang menghitung.”. Allah berfirman: “Kamu tidak tinggal (di bumi) melainkan sebentar saja, kalau kamu Sesungguhnya mengetahui” (al-mu’minuun,112-114)

Di ayat yang lain Allah menyebutkan kadar 1 hari,  

malaikat-malaikat dan Jibril naik (menghadap) kepada Tuhan dalam sehari yang kadarnya limapuluh ribu tahun. (al-ma’aarij, 4)

mari kita melakukan hitungan sederhana, mengambil patokan ayat tersebut dimana 1 hari = 50000 tahun.

Kita samakan usia hidup manusia di bumi adalah 63 tahun (sama dengan usia hidup rasulullah).

1 Hari di akhirat sama dengan 50000 tahun di dunia (Qs al-ma’ariij, 4), hal ini berarti 24 jam di akhirat  = 50000 tahun di dunia. Maka,

1 jam akhirat= 2083.33 tahun, berarti untuk usia 63 tahun akan sama dengan

63 tahun/2083.33 tahun = 0.03 jam atau 1.8 menit. Ya, dengan mengambil patokan ayat diatas, masa hidup manusia ternyata hanya 1.8 menit saja. Bisa dibayangkan betapa pendeknya masa tersebut. Maka pantaslah apabila Allah mengumpakan kehidupan di dunia itu seperti hanya di waktu sore atau pagi hari, sangat sebentar sekali. 

pada hari mereka melihat hari berbangkit itu, mereka merasa seakan-akan tidak tinggal (di dunia) melainkan (sebentar saja) di waktu sore atau pagi hari (an-naazi’at, 46)

Ada yang lebih mencengangkan lagi, jika kita membandingkan dengan hitungan para pakar fisika dan astronomi NASA. Berdasarkan pendekatan kosmik, yaitu setelah dimulainya ledakan big bang yang menyebabkan terbentuknya tata surya, mereka menghitung 1 detik = 438 tahun kosmik. Jadi seandainya umur manusia adalah 63 tahun, maka sesungguhnya mereka hanya 0.143 detik kosmik. Masyaallah!

Maka pantaskah pada kehidupan yang sebentar ini kita disibukkan dengan dunia dan melalaikan akhirat? Setelah tahu sedikit waktu yang diberikan kepada kita, akankah kita menggunakan waktu yang singkat ini untuk mendapatkan kenikmatan dunia yang hanya sesaat? Atau menggunakan waktu yang singkat tersebut untuk mendapatkan kebahagian kampong akhirat yang hakiki?

 

Kyoto, 11 Juli 2014

Hidayat Panuntun