Belajar dari seorang nenek tua

nenek-tuaSuatu ketika saat Rasulullah ﷺ berkunjung ke kediaman seorang arab badui, saat hendak pulang Rasulullah ﷺ meminta kepada arab badui untuk datang ke Madinah agar Rasulullah ﷺ bisa membalas kebaikannya.

Saat badui tersebut datang, beliau ﷺ bersabda kepadanya, “Wahai badui, katakanlah keperluanmu?”.

Dia menjawab, “Yaa Rasulullah, seekor unta betina dengan pelananya dan domba betina yang bisa diperah oleh keluargaku”. Setelah mendengar jawaban tersebut, Rasulullah ﷺ pun menanyakan ulang pertanyaannya dan dijawab dengan hal yang sama pula oleh orang arab badui tersebut.

Rasulullah ﷺ pun menjawab “Mengapa kamu tidak seperti nenek tua Bani Israil?”

Mendengar pertanyaan tersebut, para sahabat balik bertanya, “Ya Rasulullah, siapa nenek tua Bani Israil itu?”

Rasulullah ﷺ kemudian menjelaskan “Sesungguhnya (Nabi )Musa hendak berjalan membawa Bani Israil, tetapi dia tersesat di jalan. Maka para ulama Bani Israil berkata kepadanya, ‘Kami katakan kepadamu bahwa (Nabi) Yusuf mengambil janji janji Allah atas kami, agar kami tidak pergi dari Mesir sehingga kami memindahkan jasad-nya bersama kami.”

Nabi Musa bertanya, “Siapa di antara kalian yang mengetahui kubur (Nabi) Yusuf?”

Mereka menjawab, “Yang tahu di mana kuburan Yusuf hanyalah seorang wanita tua Bani Israil.”

Musa memintanya agar dihadirkan. Musa berkata kepadanya, “Tunjukkan kepadaku di mana kubur Yusuf.”

Wanita itu menjawab, Aku tidak mau hingga aku menemanimu di Surga.

Musa tidak menyukai permintaannya, maka Allah mewahyukan kepadanya, “Kabulkan permintaannya.”

Musa pun memberikan apa yang diminta. Lalu wanita itu mendatangi sebuah danau dan berkata, “Kuraslah airnya.” Ketika air telah surut, wanita itu berkata, “Galilah di sini.” Begitu mereka menggali, mereka menemukan jasad Yusuf”

(Hadist riwayat Al-Hakim, dalam Al-Mustadrak (2/624) No.4088)

Sebuah permintaan sederhana yang keluar dari mulut nenek tersebut. Nenek yang faham bahwa masa kehidupan di dunia ini hanyalah sebentar saja, maka nenek tersebut meminta permohonan untuk kehidupan yang masanya sangat lama (kekal).

Mari kita tengok doa kita, berapa bagian doa yang kita mintakan kepada Allah untuk kebutuhan akhirat, berapa bagian pula doa yang kita mintakan untuk kehidupan dunia?

 

Kyoto, 10 Nopember 2016

Hidayat Panuntun